Minggu, 04 Januari 2015
Nama Siapakah Yang Dituliskan Tuhan Untukku Nanti...
Posted by Siluet Bulan Merah at 21.12 0 comments
Itu Perselingkuhan !
Posted by Siluet Bulan Merah at 21.04 0 comments
Hai Lelaki Penebar Luka...
Posted by Siluet Bulan Merah at 20.51 0 comments
Jumat, 04 November 2011
Tentu Saja Itu Yang Dinamakan Tangis Kebahagiaan...
aku tak pernah lagi menghitung jumlah sinar redup yang berserakan diatas sana..
tak mau tau lagi bagaimana mengakhiri malam panjang yang memaksaku terpejam..
aku sudah siap..
sudah merdeka sekarang..
sudah sadar bahwa airmata mengalir bukan untuk mengisi kekosongan..
tangis yang kuperjuangkan kini hanya akan hadir saatku mampu bangkit dari keterpurukan..
tentu saja itu yang dinamakan tangis kebahagiaan..
Posted by Siluet Bulan Merah at 04.50 0 comments
Kamis, 07 Juli 2011
Saya dan Hati Saya part II...
saya lupa kapan terakhir kali ada kata-kata manis menghampiri telinga saya..
saya juga lupa bagaimana bentuk kasih sayang teduh yang pernah membelai hati saya..
saya bahkan tak pernah menyadari, betapa pelupanya saya sekarang..
terlalu banyak perdebatan dan kekerasan yang saya lihat, saya dengar, saya rasakan tiap kali saya singgah disini..
saya hanya bungkam, menyembunyikan tangis yang diam-diam menelusuri pipi tiap tengah malam..
mendengar kata-kata saya mungkin sudah dianggap haram..
jadi untuk apa lagi saya menyelamatkan jiwa yang terlanjur karam..
Posted by Siluet Bulan Merah at 01.52 0 comments
Kutulis Dia Sebagai Aku...
inilah aku..
sebongkah daging dibalik selimut tanpa warna..
yang bisa kau raba setiap lekuknya..
bisa kau sentuh, kau remas dengan gelinjang hasrat diubun-ubun kepala..
inilah sebaris kalimat tentang aku..
yang membungkam mulut dengan desah yang membakar..
membaluri tubuh dengan peluh dari jilatan nafsu yang berkobar..
inilah aku..
yang kau gagahi kala hujan mengusik malam..
dan terlelap saat gelombang dibawah perutmu sudah padam..
Posted by Siluet Bulan Merah at 01.50 0 comments
bla...bla...bla...dan Saya Butuh Kamu !
tapi saya belum merasa lega..
andai saya masih punya keberanian seperti dulu..
ingin rasanya saya berlari kesana, berteriak penuh dendam diantara gemuruh gerbong-gerbong tua yang tak pernah menghiraukan keberadaan saya..
tapi saat ini saya mau kamu disini..
saya butuh telinga kamu untuk mendengarkan keluh kesah saya..
saya butuh bahu kamu untuk menyandarkan sejenak beban saya..
saya butuh tangan kamu untuk mengusap lembut kepala saya dan mengusir kegundahan yang akhir-akhir ini kerap melanda..
saya ingin melihat mata coklat kamu untuk meyakinkan hati saya..
bahwa masih banyak cinta disana, untuk saya..
Posted by Siluet Bulan Merah at 01.49 0 comments