THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 18 April 2011

Sudahkah aku menjadi wanita dewasa..

Aku gadis kecil dengan berjuta impian di kepala..
Menghabiskan waktu bersama canda tawa..
Dan pulang ketika bunda berteriak tentang petang yang sudah menyapa..

Lalu waktu membawaku menjadi gadis remaja dengan berbagai perubahan yang tak pernah peduli apa aku menyukainya..
Menamparku dengan berbagai pelajaran berharga, apa itu suka dan apa itu duka..

Dan sekarang, sudahkah aku menjadi wanita dewasa ?
Dengan cita-cita panjang pendek yang menantang di depan sana..
Yang mungkin akan menyuguhkan manisnya keberhasilan atau pahitnya kegagalan..
Sudah bisakah kujawab harapan kedua orangtua yang tak henti menitipkan namaku padaNya dalam tiap doa..
Sudah mampukah kumenjalani cinta yang sebenar-benarnya..

Catatan Kemarin...

Maafkan aku..
Jika ternyata aku tak mampu memegang janjiku untuk tak menangis lagi..
Aku sudah lelah dengan butiran-butiran kecil yang selalu saja menetes tiap kali hatiku nyeri..
Aku benci harus menjatuhkannya terus menerus..
Tapi hanya ini yang bisa kulakukan, tatkala semua mata mulai terpejam..
Ketika malam mulai menyusuri hening dengan gulitanya..
Dan kamar ini tak pernah berubah dari diamnya yang angkuh, tak peduli betapa sibuknya aku menyeka airmata dengan ujung baju..

Sungguh tak ada seorangpun yang bercita-cita untuk gagal, begitu juga aku..
Mimpiku panjang..
Sudah kususun harapan tinggi dalam tiap lekukkannya..
Kutaburi senyum bangga diantara liku-liku kemenangannya..
Namun ketika kenyataan mengatakan aku padam, adakah yang mau membagi waktu demi mendengar jerit kecilku yang tertahan..
Adakah yang rela mengulurkan tangannya untuk menghapus ketidakyakinanku..
Sampai kalimat terakhir ini kutulis, jawabnya tetap tak ada !

Saya dan Hati Saya...

saya memang sudah bertahun-tahun hidup dalam kabut pekat semacam ini..
tapi entah mengapa, mata saya tetap tak bisa terbiasa..
selalu merasa perih lalu mulai menangis untuk meluapkannya..

sebelah hati saya pernah bertanya, mengapa saya tak mencoba untuk beradaptasi dengan semua ketidaknyamanan ini..
tapi sebelah hati yang lainnya menyahut, untuk apa membiasakan diri dengan kebusukan yang seharusnya bisa dihindari..

saya gamang, saya tak ingat apa-apa..
yang saya tau, hati saya benar-benar terluka dan membatu sekarang !